Jumat, 01 Februari 2013

The Sweetest Memory..


Kata terindah yang pernah kudengar adalah saat kau mengucapkan “I Love You” sambil menangis dan terbata. Membuatku benar-benar merasakan dan memahami seluruh isi hatimu. Seketika itu hatiku bergetar. Sejenak aku terdiam. Mampukah aku menjaga hati yang tulus mencintaiku ini? Dalam hati kubulatkan tekad, tidak ada satupun alasan untukku menyia-nyiakan dan menyakiti hatimu. Akupun tak mampu membohongi rasa ini. Rasa yang begitu bergejolak hinggaku tak kuasa menahannya. Memang kuakui terkadang rasa lain yang begitu sakit karenamu melukai hatiku. Namun, kemana perginya rasa sakit itu ketika aku mendengar kata sayang dari bibirmu? Bahkan bekasnya-pun tak kutemui. Begitu hebatnya kata-kata yang kau beri untukku, yang mampu mengobati lukaku dan rasa lelahku dalam menjalani semua ini. Oh ya, masih ingat puisi yang dulu pernah kau beri untukku sebelum semua ini dimulai?

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
Dengan kata yang tak sempat kuucapkan
Kayu kepada api yang menjadikannya abu
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
Dengan isyarat yang tak sempat disampaikan
Awan kepada hujan yang menjadikannya tiada

Emm.. Aku teringat awal kisah ini terjalin. So unpredictable! Tak dapat kugambarkan bagaimana hatiku saat pertama kau genggam tanganku. Tidak ada satupun kata yang mampu terucap diantara kita saat itu. Aku sangat merasakan sentuhanmu disetiap jemariku. Lembut, hangat, dan penuh kasih. Perlahan kucoba memandang wajahmu. Kulihat matamu juga tengah memandangku. Masih kuingat tatapanmu itu. Sangat dalam, berkaca-kaca dengan air mata, dan masih terdiam tanpa kata. Sayang.. aku mengerti, aku merasakanmu. Milikilah aku..
Awal yang sederhana, tanpa kata yang sempat terucap, namun begitu indah, sangat berkesan, and unforgettable! Ever!
Awal yang indah, akankah berakhir dengan keindahan seperti saat kita memulainya? Emm.. Tidak! Aku lebih memilih keindahan yang kita mulai ini tiada pernah berakhir. Everlasting.. :’)

Long Distance Relationship isn’t easy… Dan kita harus menjalani semua ini. Rasa rindu yang begitu dahsyat kadang sangat menyiksa batinku, hingga kadang tak terasa melelehkan air mataku. Mendengar suaramu tanpa bisa menyentuhmu, tidak cukup untuk mengobati rasa rinduku. Aku belum bisa merasakanmu ada disampingku. Aku disini dan kau disana. Hanya pikiran yang melayang. Mencoba mencari, mengingat kembali memory saat-saat berdua denganmu yang begitu singkat. Aku mendapatkan sebuah gambar. Kita berdua sedang duduk berdampingan. Aku mencoba mezoom-in sepotong gambar dalam memory pikiranku ini untuk mendapatkan detailnya. Aku melihat ekspresi wajahku yang begitu dingin, tanpa senyum, memandang lurus kedepan. Ya, tepat sekali. Itu adalah Ekspresiku ketika marah. Dan kulihat disana wajahmu sedang tertunduk dan menangis. Emm, moment ini… Ya! Sekarang baru kuingat saat itu! Aku memang sedang marah. Saat kita jauh, kita sering salah paham. Dan saat bertemu kuutarakan semua yang mengusik hatiku tentangmu, dengan sedikit emosi tentunya. Aku menegaskan, aku tidak ingin main-main, hubungan ini sudah cukup sulit untuk dijalani kalu hanya untuk main-main. Sambil menangis kau menjelaskan, mencoba menepis segala kecurigaanku selama ini. Tapi aku tetap kukuh dengan sikap dinginku. Penjelasanmu seperti hanya angin lalu buatku. Hatiku terlalu kacau untuk mengerti. Aku merasa hubungan ini sulit untuk dipertahankan. Kau masih menangis. Mungkin kau sudah lelah untuk terus menjelaskan karena belum mampu mengubah apapun. Kini kau terdiam dalam tangismu. Kita sama-sama terdiam. Tak berapa lama kau berkata kembali, “ Sayang, liat aku” perintahmu. Aku masih enggan menuruti kata-katamu. Pandanganku masih lurus kedepan. Kemudian sambil menyerongkan badan kearahku dan juga tanganmu meraih memaksa menolehkan wajahku kearahmu, kau berkata lagi dengan nada lebih tinggi, “Sayang! Liat mata aku!”. Dan ya, aku kini tepat berhadapan dengan wajahmu. Aku tak mampu memalingkan wajahku karena tanganmu dengan erat menahan kedua pipiku. Aku melihat sorot matamu yang merah, sayu, dan berair. Hmm.. Oh wajahmu begitu indah dalam jarak pandang sedekat ini. Aku…. Ah! Tidak, tidak! Aku lagi marah! Stop!
Kau menatapku dari jarak yang cukup dekat, perlahan dari dagu, bibir, hidung, dan berakhir tepat dimataku. Kini sorot matamu yang mencoba meyakinkanku. Entah karena gugup atau apa, jantungku mulai berdegup kencang. Lalu kurasakan kini tatapanmu semakin dekat.. makin dekat.. kau mulai memejamkan mata.. dan… Oh God! What the hell is this?! I sensed my lips getting wet and warm. Nafasku tak teratur. Kucoba memejamkan kedua mataku. Tanganku lemas. Jantungku berdegup sangat kencang. Semoga kau tak mendengar deruan hebat jantungku saat itu. I think you are my first! Juga kurasakan pipiku hangat  dan basah terkena lelehan air mata dipipimu. Kini aku benar-benar merasakan kasih tulusmu lagi, bahkan lebih besar dari sebelumnya. That was so sweet and so warm, dear.. Maafkan aku, mungkin aku terlalu egois. Tidak mau mendengar dan memahamimu. Tapi dari sorot matamu tadi, aku bisa melihat kesungguhanmu. Mematahkan semua keraguanku selama ini. Aku sangat merasakanmu, disini, dihatiku terdalam. Hangat dan mendamaikan. Aku tau, kau pasti merasakan hal yang sama. Entah telah seberapa jauh sukma-ku melayang-layang meninggalkan tubuh ini. Hmm.. detik demi detik sangat kurasakan begitu indah dalam pejaman mataku.
Aku tak ingin ini berlalu. Tapi tak lama kemudian tangismu terhenti, dan perlahan kau melepaskan kecupan lembutmu. Lalu kau kembali menatapku. Tatapan itu.. masih sama seperti saat pertama kita memulai kisah ini. Dan semoga akan selalu sama sampai kapanpun.. :’)

Itu salah satu memory terindahku bersamamu. Kau mampu meluluhkan hatiku, meredam amarahku, dan mengalahkan egoku. Kita berdua tau, hubungan ini cukup sulit untuk dijalani. Bisa bertahan sampai disini sudah cukup hebat menurutku. Tapi kita punya impian yang lebih besar dimasa depan. Masa depan kita! Aku akan sabar menunggu, dan aku janji akan menjadi penguatmu dikala kau rapuh dalam menjalani ini .. Dalam hitunganku, memang tak cukup lama kau mengisi hatiku yang sempat kering karena masa lalu. Namun semua yang kau lakukan, yang kau berikan untukku, itu lebih dari sekedar apa yang aku cari selama ini. Semoga ada jalan terbaik untuk impian dan harapan kita. Untuk kebahagiaan kita. Tapi apapun yang terjadi, bahkan jika kisah ini harus berakhir karena hal yang kita takutkan selama ini, ingat ini ya… Aku ingin melihatmu bahagia. Aku ingin menjadi saksi bahwa kau telah mendapatkan kebahagiaan yang kau dambakan selama ini. Bukan kepudaran cinta yang memisahkan kita. Tapi kondisi yang memaksa kita untuk tak lagi berjalan beriringan. Kau akan selalu memiliki ruang dihatiku, sampai kapanpun.. Bukan aku menyisihkan sedikit tempat dihatiku untukmu dari milik orang lain. Tapi aku yang menyisihkan sedikit tempat dihatiku untuk orang lain dari milikmu. Kau sangat berarti untukku.. dear, my sweetest one, Chania.. :’*

CBV - 30 June '12  22.53

0 komentar:

Posting Komentar